- Posted by:
- Posted on:
- Category:
NewsNews - System:
Unknown - Price:
USD 0 - Views:
116
Game franchise yang selalu konsisten dan fans yang loyaln maka nama game Assassin’s Creed pasti masuk menjadi game teratas. Sejak game pertama diluncurkan pada 13 November 2007, Assassin’s Creed sampai sekarang masih menjadi game yang paling banyak dimainkan.
Bukan hanya karena gamenya yang seru menarik plus aspek sejarah sebagai latar belakang yang selalu diperlakukan dengan akurat. Setiap tokoh yang kamu bunuh di game ini adalah tokoh sejarah yang ada dan tanggal kematian selalu sesuai sejarah sebenarnya.
Namun antusias para fans Assassin’s Creed dan gamers pada umumnya menurun drastis ketika Assassin’s Creed mengeluarkan game terbarunya berjudul Assassin’s Creed Shadows. Bukan hanya antusias yang anjlok, para fans juga tidak ragu menunjukkan rasa kecewa bahkan marah pada game ini. Mengapa para fans marah dan kecewa dengan game baru Assassin’s Creed?
Pertama Kalinya Mengambil Latar Belakang Asia
Selama ini Assassin’s Creed benua Eropa atau Amerika, dan Assassin’s Creed Shadows adalah game pertama dari franchise memiliki latar belakang Asia yaitu Jepang masa feodal. Saat para fans tahu hal ini mereka langsung antusias untuk memainkan game ini terutama berasal dari Jepang dan Asia pada umumnya.
Namun Assassin’s Creed bukanlah seri game pertama yang mengambil latar belakang feodal Jepang sebagai konsep utamanya. Sudah ada beberapa game yang pernah mengambil konsep ini dan salah satu yang paling sukses adalah Ghost of Tsushima yang dikembangkan oleh Sucker Punch dan diluncurkan oleh Sony Interactive Entertainment.
Pemain game Ghost of Tsushima ini akan mengendalikan tokoh utama bernama Sakai Jin yang adalah seorang samurai yang memiliki misi utama untuk melindungi Jepang ketika kaum Mongol mencoba menginvasi Jepang pertama kali. Game ini mengusung konsep open world yang mirip dengan Assassin’s Creed dan diterima dengan sangat baik oleh para gamers. Skor yang didapat game ini sangat tinggi seperti 9 dari IGN, 9.5 dari Game Informer, bahkan skor sempurna 40 dari Famitsu.
Itulah mengapa Assassin’s Creed punya tantangan besar untuk menghasilkan game open world berkualitas tinggi setelah suksesnya Ghost of Tsushima. Namun para fans tidak khawatir karena melihat betapa sukesnya game-game sebelumnya dari Assassin’s Creed. Namun itu semua antusias, optimisme dan harapan itu hancur ketika Assassin’s Creed Shadows akhirnya diluncurkan.
Aspek Akurasi Sejarah yang Dilupakan
Salahsatu yang membuat game Assassin’s Creed selalu digemari sejak pertama kali diluncurkan hampir 20 tahun game ini menghargai aspek sejarah dijadikan latar belakang. Mulai dari latar waktu, tempat, tokoh utama sampai detail-detail lebih kecil seperti bentuk bangunan dan kostum selalu dibuat semirip mungkin.
Contohnya ketika Assassin’s Creed III di benua Amerika, Tokoh utama game sebagai seorang pria setengah Indian atau Native American dan setengah Inggris. Assassin’s Creed selanjutnya yang diberi nama Black Flag Laut Karibia dalam masa emas bajak laut pada abad ke-18 awal.
Tokoh utama adalah seorang berkebangsaan Wales di mana pada masa itu, sangat umum bajak laut yang beroperasi di dari Inggris dan termasuk Wales.
Inilah yang membuat game baru Assassin’s Creed yaitu Assassin’s Creed Shadow begitu mengecewakan para penggemar game dan fans setia mereka. Dalam game keluaran mereka yang terbaru yang mengambil latar belakang feodal Jepang, bukan menciptakan karakter utama yang memang asli Jepang, mereka malah membuat Yasuke, seorang berkulit hitam sebagai karakter utamanya.
Assassin’s Creed merupakan Yasuke sebagai tokoh utama ada rumor yang beredar bahwa Yasuke adalah satusatunya samurai Jepang berkulit hitam di Oda Nobunaga. Faktanya adalah tidak ada bukti sejarah sahih yang bisa dengan pasti membuktikan bahwa Yasuke memang adalah seorang samurai.
Yasuke sendiri adalah seorang budak yang sampai ke Jepang pada 1581. Pada masa itu, orang-orang Jepang kaget dengan penampilan Yasuke yang bertubuh tinggi besar dan berkulit hitam. Bahkan orang-orang Jepang waktu itu mencoba membersihkan tubuh Yasuke karena mengira bahwa warna kulitnya itu adalah kotoran.
Penguasa yang disebut Daimyo, yaitu Oda Nobunaga mengetahui tentang kabar Yasuke ini dan rakyat Jepang, Nobunaga heran dengan penampilan Yasuke. Nobunaga kemudian mempekerjakan Yasuke sebagai seorang retainer atau pelayan yang kemudian akan mendapatkan imbalan berupa uang, rumah atau makanan.
Seorang retainer memang juga bertugas melindungi tuannya namun tidak ada bukti yang mengatakan bahwa Nobunaga memberikan gelar samurai kepada Yasuke.
Hal ini tidak sembarang orang mendapatkan gelar yang prestisius sepihak mengklaim Yasuke adalah seorang samurai membuat fans dan gamers kecewa.
Lagipula, Yasuke hanya mengabdi di bawah Oda Nobunaga selama 15 bulan sampai kematian Nobunaga pada tahun 1582. Dalam waktu sesingkat itu, sangat tidak mungkin bahwa Yasuke mendapatkan gelar yang sangat tinggi yaitu samurai. Yasuke sendiri ikut meninggal ketika tuannya memutuskan untuk bunuh diri karena diincar untuk dibunuh oleh rekan retainernya yaitu Akechi Mitsuhide.
Fans Merasa Dikhianati
Banyak fans mengira game Assassin’s Creed pertama yang mengambil latar belakang Asia Jepang akan tetap dengan konsep aspek sejarah. Ketika mereka mendapati seorang tokoh asing yang menjadi tokoh utama bukan asli Jepang banyak fans terutama Jepang yang merasa dikhianati.
Sejak trailer diluncurkan, banyak sekali fans yang tidak ragu untuk mengutarakan kekecewaan mereka. Assassin’s Creed Shadows langsung trending di berbagai kanal media sosial dan penuh dengan bagaimana fans menjelaskan rasa frustrasi mereka. Berbagai trailer yang diluncurkan pihak Ubisoft di YouTube pun memiliki jumlah dislike yang jauh lebih banyak daripada jumlah like.
Banyak yang menyangka ini soal rasisme, padahal fans menginginkan game baru Assassin’s Creed yang setia terhadap akurasi sejarah seperti sebelumnya. Kalau pun ingin membuat karakter utama berkulit hitam, mengapa tidak membuat game Assassin’s Creed dengan latar belakang kerajaan di Afrika? Jadi, masih berminat bermain Assassin’s Creed Shadows?